18 Maret 2011

Hakikat Ilmu Keolahragaan

Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) memainkan peranan yang sangat  penting dalam segala aspek kehidupan manusia, tanpa pendekatan-pendekatan iptek suatu bangsa akan sulit mengembangkan potensi internal yang dimilikinya. Ekpansi iptek ke dalam dunia olahraga, memungkinkan olahraga menjadi suatu produk menarik, yang pada pentahan lebih lanjut akan menempatkan olahraga sebagai tontonan, seni dan sekaligus obsesi manusia.

Mengamati satu gerrakan kompleks dalam olahraga, berarti kita mencoba menelusuri dan memilah-milah gerakan tersebut sebelum menjadi suatu gerakan yang layak di tonton. Kontribusi kongkret iptek dalam dinia olahraga adalah dengan mendorong Lembaga Pendidikan Tinggi Keolahragaan mempalajari dan menganalisis gerak motorik manusia, melalui ilmu-ilmu anantomi, fisiologi, biomekanika, belajar motorik dan neorologi. Bertitik tolak dari inilah Jerman Barat mampu memprediksi remaja Boris Becker dan Stefi Graff menjadi juara dinia.

Dan iptek pulalah yang mapu menjelaskan, mengontrol dan meramalkan pemecahan-pemecahan rekor dunia renang oleh Jenat Evans (perenang AS). Dua contoh di atas merupakan pengewajantahan iptek yang diharapkan secara benar pada olahraga yang sudah dilakukan di negara-negar maju seperrti AS dan Eropa.

Mengenai disiplin ilmu dari Ilmu Keolahragaan ini Henry mengatakan: An academic discipline is an organized body of knowlodge colletively embraced in a formal cours of learning (harsuki, 1988 ; 13). Lebih lanjut dikatakannya bahwa sesungguhya bidang ilmu pengetahuan olahraga inilah yang dipelajari di perguruan tinggi. Ini terdiri dari porsi-porsi tertentu dari disiplin ilmu lainnya seperti anatomi, fisika, fisiologi, antropologi budaya, sejarah, sosiologi dan psikologi. Fokus perhatiannya adalah pada studi tentang manusia sebagai individu, yang ikut dalam penampilan motorik (motor performance) yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Dan pada penampilan motorik lainnya yang menghasilkan nilai yang estetis, menerima tantangan-tantangan dari kemampuannya untuk melawan keadaan lingkungan yang tidak bersahabat, dan ikut sertanya dalam kegiatan pengisian waktu luang yang telah menjadi penting artinya dalam kebudayaan.

Dalam pendekatan cross-discipline dibidang pendidikan olahraga, pelajaran-pelajaran yang ada di dalam pendidikan olahraga itu difokuskan pada berbagai aspek dari disiplin ilmu, seperti : exercise physiology, motor learning, sport physiology, motor development dan lain sebagainya. Untuk mengerti human movement (gerak manusia), maka pendekatan demikian adalah cross discipline.
Ilmu yang menunjang ilmu keolahragaan berdasarkan pendekatan teori yang relevan, menjadi sebuah rumpun atau bidang-bidang yang menurut Haag ada 7 bidang, yaitu:

  • ·         Sport medicine
  • ·         Sport biomechanics
  • ·         Sport psychology
  • ·         Sport pedagogy
  • ·         Sport history
  • ·         Sport sociology
  • ·         Sport philosophy

Pendekatan-pendekatan tersebut di atas, dapat kita adaptasi untuk mengembangkan batang tubuh ilmu keolahragaan di indonesia, meskipun akan kita hadapi kesulitan dalam meletakkan bidang-bidang teori yang relevan. Sebagai contoh, : Exercise Sciences (Ilmu Pengetahuan Latihan) berkembang pesat dewasa ini. Termasuk kedalam kapling manakah ilmu kepelatihan? Apakah dapat diklaim sebagai subdisiplin yang mandiri, seperti halnya perkembangan teori belajar keterampilan motorik, meskipun cikal bakalnya bersumber dari psikologi dan neuro- fisiologi. Keuntungan yang bisa kita raih dari pendekatan tersebut ialah, bahwa kita akan bisa mebagi-bagi wilayah kajian kita dan kemudian pada gilirannya, kegiatan penelitian dan pengembangan sebagai kunci pengembagan batang tubuh keilmuan itu akan mensuplai masing-masing bidang teori yang relevan.

Pelatihan merupakan salah satu kunci tercapainya prestasi individu, oleh karena itu sudah seharusnya pelatihan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Artinya ilmu pelatihan di sini harus dilakukan/ dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach).

Selama latihan seorang atlit mengalami berbagai reaksi di dalam dirinya, hal ini dapat dijelaskan secara ilmiah melalui berbagai disiplin ilmu yang terkait seperti : fisiologi, anatomi, mekanika, psikologi atau disiplin ilmu lainya yang terkait.

Tujuan utama seorang olahraga prestasi adalah berusaha membantumeningkatkan prestasi atlitnya semaksimal mungkin. Untuk itu pelatih perlu senantiasa meningkatkan pengetahuan metodologi melatihnya secara lebih terbuka dalam menanggapi perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi masa kini. Telah dikemukakan bahwa banyak disiplin ilmu yang telah membawa perubahan yang positif dalam meningkatkan metodologi pelatihan guna tercapainya prestasi atlit yang optimal.

Konsekuensi harus dilakukan sebagi seorang yang professional, seorang pelatih harus menjadi konsumen atau pemakai reset-riset yang dihasilkan ilmuwan olahraraga. Untuk meningkatkan pelatihan, seorang pelatih dituntut secara terus menerus memperbaharui dan memodifikasi praktik pelatihan yang dilakukan, dan ini semua dapat terlaksana bila mana pelatih memeliki pemahaman tentang prinsip-prinsip dari disiplin ilmuyang relevan dangan olahraga, juga pelatih secara teratur berusaha mendapatkan pengetahuan baru dimasukkan dalam ilmu olahraga. Usaha-usaha di atas dilakukan tidak berarti pelatih harus menjadikan dirinya seorang ilmuwan, namun cukup berkualifikasi sebagai professional yang berusaha menjadi konsumen dan mengaplikasi informasi-informas ilmiah.


0 komentar:

Posting Komentar